Faktoryang Mempengaruhi Kerja Enzim. 1. Derajat Keasaman (pH) Karena molekul enzim pada umumnya adalah protein globular, bentuk dan fungsinya dapat dipengaruhi oleh perubahan pH cairan di sekitarnya. Enzim memiliki pH optimum yang dapat bersifat basa maupun asam. Sebagian besar enzim memiliki pH optimum antara 6 - 8.
Postedon July 22, 2022. Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim Dan Kurva - Nah berdasarkan sifat-sifat protein yang dimilikinya kerja enzim dipengaruhi oleh 4 faktor, keempat faktor yang mempengaruhi kerja enzim tersebut diantaranya yaitu suhu atau temperature, pH "derajat keasaman", konsentrasi enzim dan substrat serta pengaruh zat
CaraKerja Enzim. Cara enzim bekerja adalah dengan membentuk senyawa enzim-substrat, kemudian menghasilkan suatu produk tanpa merubah senyawa enzim itu sendiri, setelah produk terbentuk maka enzim akan melepaskan diri untuk membentuk senyawa baru dengan substrat yang lain. Ada 2 (dua) cara kerja enzim : Komponen Enzim.
Fast Money. Pengertian enzim – Pada tubuh manusia terjadi reaksi pemecahan zat-zat makanan untuk menghasilkan energy dalam bentuk ATP. Reaksi ini sebagai salah satu dari beberapa reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Sama halnya pada tubuh tumbuhan, juga terjadi reaksi kimia yang disebut fotosintesis. Sehingga, seluruh reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup ini disebut metabolisme. Reaksi-reaksi kimia pada metabolisme ini terjadi sangat cepat. Enzim sebagai komponen yang sangat berperan terhadap reaksi-reaksi yang ada. Apakah grameds tahu tentang enzim? Nah, jika belum tahu, maka bisa simak artikel ini, Grameds. Jadi, tunggu apalagi Yuk kita simak! Pengertian EnzimStruktur EnzimEnzim di Dalam SelSifat-Sifat EnzimEnzim aktif dalam jumlah yang sangat sedikitDengan kondisi stabil, enzim tidak akan terpengaruh pada reaksi yang adaEnzim tidak memengaruhi keseimbangan rekasiKerja katalis enzim spesifikEnzim tersusun atas proteinEnzim merupakan biokatalisatorEnzim dapat digunakan berulang kali/reusableEnzim tidak ikut berubah menjadi produkKerja enzim bersifat bolak-balik atau reversibleEnzim merupakan koloidTidak menentukan arah reaksiKlasifikasi EnzimHidrolase KarbohidraseEsteraseProteinase atau proteaseOksidase dan ReduktaseDesmolase Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerja EnzimTemperatur atau suhuKonsentrasi enzim dan substratZat-zat penggiat Inhibitor enzimInhibitor kompetitif Inhibitor non kompetitifInhibitor umpan balikKategori Ilmu BiologiMateri Biologi Kelas 12 pixabay Enzim merupakan biomolekul yang memiliki fungsi sebagai katalis yang ada pada suatu reaksi kimia. Dalam hal ini, katalis adalah senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi. Jika zat ini tidak ada, maka bisa menghambat aktivitas yang terjadi pada organ tubuh. Selain itu, enzim disebut sebagai biokatalisator yang memiliki peran untuk mempercepat reaksi-reaksi biologi tanpa adanya perubahan struktur pada kimia. Pada reaksi ini, substrat sebagai molekul awal reaksi dan enzim yang mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda, hal ini disebut dengan produk. Secara umum, semua proses biologis membutuhkan enzim untuk keberlangsungan dengan cepat. Menurut Kuhne 1878, enzim berasal dari kata in dan zyme yang berarti sesuatu di dalam ragi. Berdasarkan studi yang telah diteliti maka enzim merupakan suatu protein yang berupa molekul-molekul besar. Pada enzim terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian yang bukan protein adalah bagian yang aktif dan diberi gugus prosteti, biasanya berupa logam seperti besi, tembaga, seng atau suatu bahan senyawa organic yang mengandung logam. Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu kesatuan yang disebut holoenzim, namun ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus prostetiknya tidak menyatu. Bagian gugus prostetik yang lepas kita sebut sebagai koenzim,yang aktif seperti halnya gugus prostetik. Contoh koenzim adalah vitamin atau bagiannya, seperti vitamin B2, B1, B6, niacin dan biotin. Struktur Enzim Enzim terdiri dari dua komponen, yaitu bagian pro apoenzim dan bukan dari bagian protein gugus prostetik. Apoenzim ini terbentuk dari protein serta bisa dengan mudah berubah. Perubahan ini dapat terjadi tergantung pH serta suhu. Sementara itu, pada gugus prostetik bisa dikatakan sebagai gugus yang sudah tidak aktif lagi. Di dalam zat ini, terkandung berbagai macam unsur logam, yaitu magnesium, natrium, besi, dan mangan. Akan tetapi di dalam prostetik ini terdapat juga bahan-bahan organik yang bukan termasuk protein. Misalnya, vitamin B. Enzim di Dalam Sel pixabay Sel hidup bisa diibaratkan seperti pabrik kimia yang bergantung pada energi yang harus mengikuti berbagai kaidah kimia. Sementara itu, suatu reaksi kimia yang memungkinkan adanya adanya suatu kehidupan disebut juga dengan nama metabolisme. Terdapat reaksi berkesinambungan yang terjadi di dalam setiap sel, sehingga metabolisme merupakan reaksi yang menakjubkan. Lintasan metabolisme harus diatur secara seksama agar sel mempunyai fungsi dan dapat berkembang dengan semestinya. Sel dapat mengatur lintasan metabolisme yang mana yang berjalan dan seberapa cepat dengan cara memproduksi katalis yang tepat yang dinamakan enzim dalam jumlah yang sesuai dan pada saat diperlukan. Hampir semua reaksi kimia berlangsung sangat lambat tanpa katalis dan enzim merupakan katalis yang lebih khas dan lebih kuat dibandingkan dengan ion logam atau senyawa anorganik lainnya, yang dapat diserap tumbuhan dan tanah. Jadi, enzim umumnya meningkatkan kecepatan reaksi dengan faktor antara 18Y HINGGA 1020. Dibanding dengan katalis buatan manusia, enzim biasanya 10K hingga 10c kali lebih efektif. Enzim juga jauh lebih spesifik daripada katalis anorganik atau bahkan katalis organik sintetik dalam hal ragam reaksi yang dapat dikatalisis, sehingga reaksi dapat dikendalikan dengan terbentuknya senyawa tertentu yang dibutuhkan untuk senyawa dalam kehidupan. Pada katalisator memiliki fungsi untuk mempercepat terhadap reaksi yang bisa digunakan secara berulang-ulang. Misalnya, satu katalisator bisa membuat reaksi sebanyak 2 sampai 3. Di dalam sel enzim terdistribusi merata di seluruh plasma, tetapi terkonsentrasi pada organel-organel tempat terjadinya reaksi. Contohnya, enzim yang berkaitan dengan reaksi Calvin dan Krebs berkumpul di mitokondria dan kloroplas. Enzim yang dibutuhkan dalam sintesis DNA dan RNA serta untuk proses mitosis terdalam di dalam inti sel. Enzim-enzim si dalam sel akan bekerja secara berkesinambungan. Artinya, produk suatu tahap reaksi akan dibebaskan pada tempat dimana produk ini dapat segara dikonversi oleh enzim lain berikutnya. Ada beberapa enzim yang dijumpai di luar organela, tetapi juga tidak tersebar karena adanya reticulum endoplasma yang becabang-cabang. Mengetahui enzim lebih dalam bisa melalui buku Enzim dan Pemanfaatannya. Dalam buku ini, pembaca bisa mengetahui manfaat enzim bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga manfaat enzim untuk industri. Selain itu, lewat buku ini, kamu akan lebih mudah dalam memahami karakteristik enzim. Segera dapatkan buku ini, dengan klik tombol “Beli Sekarang”. Sifat-Sifat Enzim Selain membahas tentang pengertian dan juga struktur enzim, maka pada poin ini, kita akan membahas tentang sifat-sifat enzim. Enzim aktif dalam jumlah yang sangat sedikit Hal ini hanya membutuhkan sejumlah kecil enzim untuk mengubah di dalam reaksi kimia. Dengan kondisi stabil, enzim tidak akan terpengaruh pada reaksi yang ada Hal ini dapat terjadi karena sifat protein dan enzim aktivitas dipengaruhi oleh pH dan suhu. Pada kondisi yang dianggap tidak optimum suatu enzim merupakan senyawa realtif tidak stabil dan dipengaruhi oleh reaksi yang dikatalisisnya. Enzim tidak memengaruhi keseimbangan rekasi Meskipun enzim mempercepat penyelesaian suatu reaksi, enzim tidak mempengaruhi keseimbangan reaksi tersebut. Jika kecepatan yang tinggi, maka suatu enzim akan mempunyai timbal balik dalam sistem hidup yang berlangsung. Kerja katalis enzim spesifik Enzim menunjukkan kekhasan untuk reaksi yang dikatalisnya. Jadi, pada suatu enzim yang mengkatalis suatu reaksi, maka enzim tersebut tidak mengkatalis enzim lainnya. Enzim tersusun atas protein Zat pembentuk atau penyusun enzim adalah protein. Akan tetapi, tidak semua jenis protein adalah enzim. Enzim merupakan biokatalisator Enzim merupakan biokatalisator yang jika diartikan adalah enzim hanya dapat mengubah kecepatan reaksi dengan cara menurunkan energinya. Enzim dapat digunakan berulang kali/reusable Selama enzim tidak rusak, maka enzim dapat digunakan berulang-ulang kali karena tidak ikut bereaksi. Enzim tidak ikut berubah menjadi produk Meskipun enzim bekerja untuk mengubah substrat menjadi produk, tetapi enzim tidak ikut berubah menjadi produk juga, ya grameds. Kerja enzim bersifat bolak-balik atau reversible Suatu enzim dapat melakukan reaksi dua arah, yaitu substrat menjadi produk atau produk menjadi substrat. Enzim merupakan koloid Enzim tersusun atas komponen protein. Oleh sebab itu, sifat enzim tergolong koloid. Aktivitas pada enzim cenderung besar karena ia memiliki permukaan antar partikel yang cukup besar. Tidak menentukan arah reaksi Enzim tidak mempunyai peran untuk melangkah kemana arah reaksi tersebut. Misalnya, tubuh yang kekurangan glukosa maka akan bisa memecah gula cadangan atau glikogen dan juga sebaliknya. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya kalau enzim ini tersusun dari protein. Oleh sebab itu, melalui buku Protein & Enzim, pembaca akan lebih mudah dalam memahami hubungan antara protein dan juga enzim. Buku yang ditulis dengan bahasa yang sederhana ini, sangat pas untuk dibaca oleh para mahasiswa yang sedang mendalami protein dan enzim. Klasifikasi Enzim Berikut ini klasifikasi enzim yang perlu kamu ketahui. Hidrolase Hidrolase adalah enzim-enzim yang dapat melakukan penguraian terhadap suatu zat dengan adanya bantuan dari air. Hidrolase sendiri masih terbagi menjadi beberapa bagian berdasarkan substratnya, antara lain Karbohidrase Karbohidrase merupakan enzim yang mengeluarkan golongan karbohidrat. Kelompok ini masih dipecah lagi menurut karbohidrat yang diuraikan, misal Amylase, yaitu enzim yang menguraikan amilum suatu polisakarida menjadi maltosa 9 suatu disakarida. Maltase, adalah enzim yang memproses maltosa menjadi glukosa. Sukrase, merupakan enzim yang mengubah sukrosa gula tebu menjadi glukosa dan fruktosa. Laktase adalah enzim yang dapat mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Selulase, merupakan enzim yang memproses selulosa suatu polisakarida menjadi selobiosa suatu disakarida. Pectinase, yaitu enzim yang menguraikan pectin menjadi asam pectin. Esterase Esterase merupakan enzim-enzim yang menguraikan golongan ester. Contoh-contohnya Lipase, adalah enzim yang menghancurkan lemak menjadi gliserol dan asam lemak. Fosfatase, adalah enzim yang memproses suatu ester hingga terlepas asam fosfat. Proteinase atau protease Proteinase atau protease yaitu enzim-enzim yang menghancurkan golongan protein. Contoh-contohnya Peptidase, adalah enzim yang memproses petida menjadi asam amino. Gelatinase yaitu enzim yang menguraikan gelatin. Renin adalah enzim yang memecah kasein dari susu. Oksidase dan Reduktase Oksidase dan reduktase adalah enzim yang membantu dalam proses oksidasi dan reduksi. Enzim oksidase dibagi lagi menjadi Dehydrogenase yaitu enzim ini memegang peranan penting dalam mengubah zat-zat organik menjadi hasil-hasil oksidasi. Katalase adalah enzim yang dapat melakukan penguraian terhadap hidrogen peroksida menjadi oksigen serta air. Desmolase Desmolase adalah enzim-enzim yang menguraikan ikatan-ikatan C-C, C-N dan beberapa ikatan lainnya. Enzim desmolase dibagi lagi menjadi Karboksilase adalah enzim yang menguraikan asam piruvat menjadi asetaldehida. Transaminase yaitu enzim yang memindahkan gugusan amino dari suatu asam amino ke suatu asam organic sehingga yang terakhir ini berubah menjadi suatu asam amino. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim antara lain temperature, derajat keasaman pH, konsentrasi enzim dan substrat, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH tingkat keasaman optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan jika bentuk suhu dan keasaman berubah. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor sebagai molekul yang meminimalisir aktivitas enzim, sedangkan untuk activator molekul yang meningkatkan aktivitas enzim. Berikut ini faktor-faktor yang dapat memengaruhi kinerja dari enzim. Temperatur atau suhu Enzim yang tersusun dari protein, sangat peka terhadap temperature. Apabila temperatur terlalu tinggi maka dapat menyebabkan denaturasi protein. Temperature yang terlalu rendah dapat menghambat reaksi. Pada umumnya temperature optimum enzim adalah 30- 400C. Kebanyakan enzim tidak menunjukkan reaksi jika suhu turun hingga 0c, namun enzim tidak rusak, bila suhu normal maka enzim akan aktif kembali. Enzim dapat tahan pada suhu rendah, namun jika suhu diatas 500 c akan mengalami kerusakan. Konsentrasi enzim dan substrat Agar reaksi berjalan dengan optimum, maka perbandingan jumlah antara enzim dan subtract harus sesuai. Jika enzim terlalu sedikit dan substrat terlalu banyak reaksi akan berjalan lambat, bahkan ada subtract yang tidak terkatalisasi. Reaksi akan cepat jika enzim semakin banyak. Zat-zat penggiat Adapun zat kimia tertentu bisa meningkatkan enzim. Misalnya, garam-garam dan juga logam alkali dengan konsentrasi encer yakni 2 persen hingga 5 persen, sehingga bisa mengontrol kerja enzim. Adapun zat-zat penggiat lainnya, seperti Mn, Mg, Co, ion, dan sebagainya. Inhibitor enzim Beberapa zat kimia bisa menghambat kinerja enzim. Misalnya saja, garam yang mengandung raksa dan juga sianida. Ada tiga jenis inhibitor atau penghambat yang perlu grameds pahami. Berikut ini diantaranya Inhibitor kompetitif Pada penghambatan inhibitor, maka setiap zat penghambatnya memiliki struktur yang hampir sama dengan struktur substrat. Oleh sebab itu, zat penghambat akan berpotensi terhadap sisi aktif enzim. Jika penghambat lebih dulu berkaitan dengan sisi aktif enzim, maka substratnya tidak dapat lagi berikatan dengan sisi aktif enzim. Inhibitor non kompetitif Pada penghambatan ini, substrat sudah tidak dapat berikatan dengan kompleks enzim inhibitor, karena sisi aktif enzim berubah. sehingga enzim akan kehilangan aktivitasnya. Oleh karena itu, permukaan sisi aktif tidak dapat berhubungan dengan substrat. Inhibitor umpan balik Suatu reaksi yang dapat menghambat sebuah proses kerja enzim pada reaksi tersebut. Dari semua pembahasan di atas, dapat dikatakan bahwa enzim ini sangat dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu, ada juga beberapa faktor yang akan memengaruhi kerja dari enzim itu sendiri. Nah, itulah pengertian, struktur, sifat dan faktor yang mempengaruhi enzim, ya grameds. Ternyata enzim mempunyai peran yang penting dalam kelangsungan hidup makhluk hidup ya. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat sekaligus bisa menambah wawasan kamu. Jika Grameds masih bingung, dan membutuhkan referensi terkait tentang pengertian, struktur, sifat dan faktor yang mempengaruhi enzim secara lengkap, kamu bisa mengunjungi koleksi buku Gramedia di Sebagai SahabatTanpaBatas, kami akan selalu memberikan informasi terbaik dan terlengkap untuk Grameds. Semoga artikel ini menginspirasimu ya! Penulis Rosyda Nur Fauziyah Rujukan ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
a. pH Nilai pH dapat mempengaruhi aktifitas enzim, masing-masing enzim memiliki kadar pH optimal. Hal ini mungkin disebabkan perubahan pada pH yang mempengaruhi struktur spasial enzim, sehingga mengubah aktivitas enzim. Kerja ekstrasi dilakukan pada kondisi pH yang berbeda, sementara variabel ekstrasi lain mengatur sebagai berikut jumlah enzim yang komplek 2%, waktu ekstrasi 3 jam, dan suhu ekstrasi 60 derajat celsius. Hasil ekstrasi polisakarida terus meningkat dengan pH dan mencapai nilai puncak pada pH 4. Jadi, ekstraksi polisakarida tidak meningkat ketika nilai pH meningkat Xiulian Yin et al., 2011. Menurut Yusriah dan Kuswytasari 2013, aktivitas protease optimum terjadi pada suhu 400C dengan pH 8. Berdasarkan pH optimumnya, protease di klasifikasikan pada protease asam, netral dan alkalin. Rentang pH 8 – 12 dapat diklasifikasikan sebagai protease alkalin. pH berpengaruh terhadap kecepatan aktivitas enzim dalam mengkatalis suatu reaksi. Hal ini disebabkan konsentrasi ion hidrogen mempengaruhi struktur dimensi enzim dan aktivitasnya. Setiap enzim memiliki pH optimum di mana pada pH tersebut struktur tiga dimensinya paling kondusif dalam mengikat substrat. Aktivitas enzim yang menurun karena perubahan pH disebabkan oleh berubahnya keadaan ion substrat dan enzim. b. Konsentrasi enzim dan substrat Menurut Suhandana et al. 2013, pembentukan kompleks enzim substrat membatasi kecepatan reaksi enzimatis. Kecepatan maksimum reaksi enzim dicapai pada tingkat konsentrasi substrat yang sudah mampu mengubah seluruh enzim menjadi kompleks enzim substrat pada keadaan lingkungan yang memungkinkan. Reaksi enzim tergantung pada konsentrasi substrat yang ditambahkan, sedangkan pada konsentrasi substrat diatas konsentrasi tersebut kecepatan reaksi menjadi tidak tergantung pada konsentrasi substrat. Aktivitas enzim PPO diuji menggunakan konsentrasi substrat yang berbeda. Konsentrasi substrat yang optimum pada enzim PPO adalah 7,5 mM di mana apabila nilai substrat lebih rendah membuat aktivitas enzim meningkat dan apabila lebih tinggi membuat aktivitas enzim menurun. Konsentrasi substrat adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas enzim amilase. Penambahan konsentrasi substrat akan menaikkan aktivitas enzim sampai mencapai batas maksimum. Pada kondisi tersebut semua enzim telah jenuh dengan substrat, sehingga penambahan substrat sudah tidak akan meningkatkan aktivitas enzim amilase. Pada konsentrasi substrat 12,5% enzim memiliki aktivitas maksimum yaitu 0,0476 det-. Peningkatan aktivitas enzim amylase terjadi pada konsentrasi substrat 5-12,5% dan mulai konstan dari konsentrasi 12,5-17,5%. Hal ini disebabkan karena enzim sudah jenuh dengan substrat. Pada konsentrasi substrat yang rendah, sisi aktif tempat terjadinya kontak antara enzim dan substrat hanya menampung substrat yang sedikit. Dalam kondisi ini konsentrasi kompleks enzim-substrat sedikit dan menyebabkan aktivitas enzim kecil. Bila konsentrasi substrat diperbesar, maka semakin banyak substrat yang dapat berhubungan dengan enzim pada sisi aktif tersebut. Akibatnya kompleks enzim-substrat semakin besar dan aktivitas enzim juga semakin besar Bahri et al., 2012. c. Suhu Menurut Yusriah dan Kuswytasari 2013, faktor lain yang berpengaruh terhadap aktivitas protease adalah suhu. Adanya peningkatan suhu akan meningkatkan energi kinetik, sehingga menambah intensitas tumbukan antara substrat dan enzim. Akan tetapi, peningkatan suhu lebih lanjut akan menurunkan aktivitas enzim. Hal ini disebabkan karena enzim akan mengalami denaturasi. Enzim mengalami perubahan konformasi pada suhu yang terlalu tinggi, sehingga substrat terhambat dalam memasuki sisi aktif enzim. Menurut Wuryanti 2004 dalam Noviyanti et al. 2012, kemampuan protease dalam mempercepat reaksi dipengaruhi beberapa faktor yang menyebabkan enzim dapat bekerja dengan optimal dan mempengaruhi aktivitas enzim. Pada temperatur rendah, reaksi enzimatis berlangsung lambat. Sedangkan kenaikan temperatur akan mempercepat reaksi, sehingga suhu optimum tercapai dan reaksi enzimatis mencapai maksimum. Kenaikan temperatur melewati temperatur optimum akan menyebabkan enzim terdenaturasi dan menurunkan kecepatan reaksi enzimatis. d. Aktivitas dan Inhibitor Menurut Fikri et al.2012, aktivator berikatan dengan enzim yang menyebabkan kenaikan kecepatan reaksi enzim, sedangkan inhibitor berikatan dengan enzim dan menyebabkan kecepatan reaksi enzim menurun. Beberapa enzim dan inhibitor memerlukan ion-ion tertentu untuk menjaga kestabilan aktivitasnya. Ion-ion tersebut dapat bertindak sebagai inhibitor pada konsentrasi tertentu, tapi juga dapat menjadi aktivator pada konsentrasi berbeda. Inhibitor berikatan dengan enzim yang belum berikatan dengan activator. Banyak ion logam yang bekerja sebagi inhibitor non-kompetitif. Menurut Sinclair dan Guarente 2011, terdapat beberapa keuntungan dalam mengetahui aktivator dan inhibitor pada enzim. Dapat diketahui bahwa kerja inhibitor tidak selalu menginduksi sel dan fisiologis. Aktivitas inhibitor diperkuat oleh kerja enzim-enzim yang lain. Aktivator biasanya berhubungan dengan protein yang memiliki target lebih besar pada enzim. Mekanisme aktivator dapat mengurangi efek negatif yang ditimbulkan mekanisme inhibitor. Publisher Gery Purnomo Aji Sutrisno Fpik Universitas Brawijaya Angkatan 2015 Daftar Pustaka Bahri, Syaifu.,M. Mirzandan M. Karakterisasi enzim amilase dari kecambah biji jagung ketan Zea mays ceratinaL.. Jurnal Natural Science. 11 132-143. Fikri, M. Z., T. Nurhayanti dan E. Salamah. dan karakterisasi parsial ekstrak kasar enzim katepsin dari ikan patin. J. Teknol dan Industri Pangan. 251 119-123. Noviyanti,T., dan temperatur terhadap aktivitas enzim protase dari daun sansakng Pycnarrhena cauliflora Diels. JKK. 1131-34. Suhandana, M., T. Nurhayati dan L. Ambarsari. 2013. Karakterisasi ekstrak kasar enzim Polyphenoloxidase dari udang windu Penaeus monodon. Jurnal Ilmu KelautanTropis. 52 353-364. Xiulian Yin, Qinghong You and Zhonghai Jiang. 2011. Optimization of enzyme assisted extraction of polysaccharides from Tricholoma matsutake by response surface methodology. Carbohydrate Polymers. 86 1358-1364. Yusriah dan Kuswytasari. 2013. Pengaruh pH dan suhu terhadap aktivitas protease Penicillium sp. Jurnal Seni dan Seni Pomits. 21 2337- 3520.
1. Suhu temperatur Aktivitas enzim dipengaruhi oleh suhu. Enzim pada suhu 0°C tidak aktif, akan tetapi juga tidak rusak. Jika suhu dinaikkan sampai batas optimum, aktivitas enzim semakin meningkat. Jika suhu melebihi batas optimum, dapat menyebabkan denaturasi protein yang berarti enzim telah rusak. Suhu optimum untuk aktivitas enzim pada manusia dan hewan berdarah panas ± 37°C, sedangkan pada hewan berdarah dingin ± 25°C. 2. pH derajat keasaman Enzim mempunyai pH optimum yang dapat bersifat asam maupun basa. Sebagian besar enzim pada manusia mempunyai pH optimum antara 6–8, misalnya enzim tripsin yang mendegradasi protein. 3. Konsentrasi enzim Pada umumnya konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi. Hal ini berarti penambahan konsentrasi enzim mengakibatkan kecepatan reaksi meningkat hingga dicapai kecepatan konstan. Kecepatan konstan tercapai apabila semua substrat sudah terikat oleh enzim. 4. Zat-zat penggiat aktivator Terdapat zat kimia tertentu yang dapat meningkatkan aktivitas enzim. Misalnya, garam-garam dari logam alkali dalam kondisi encer 2%–5% dapat memacu kerja enzim. Demikian pula dengan ion logam Co, Mg, Ni, Mn, dan Cl. 5. Zat kimia penghambat Beberapa zat kimia dapat menghambat aktivitas enzim, misalnya garam garam yang mengandung merkuri Hg dan sianida. Dengan adanya zat penghambat ini, enzim tidak dapat berikatan dengan substrat sehingga tidak dapat menghasilkan suatu produk. 6. Kofaktor Kofaktor dapat membantu enzim untuk memperkuat ikatan dengan substrat atau kebutuhan unsur anorganik, seperti karbon. Selain itu, kofaktor juga membantu proses transfer elektron. 7. Inhibitor Inhibitor mengganggu kerja enzim. Berdasarkan pengertian dari kata dasarnya inhibit artinya menghalangi, inhibitor merupakan senyawa yang dapat menghambat kerja enzim. Inhibitor secara alami dapat berupa bisa racun yang dikeluarkan oleh hewan, seperti ular atau laba-laba. Inhibitor akan mencegah sisi aktif untuk tidak bekerja. Beberapa obat-obatan juga berfungsi sebagai inhibitor, seperti penisilin yang berguna menghambat kerja enzim pada mikroorganisme. Inhibitor kompetitif adalah molekul penghambat yang bersaing dengan substrat untuk mendapatkan sisi aktif enzim. Namun setelah inhibitor menempati sisi aktif, enzim bebas dan produk tidak segera terbentuk, sehingga jumlah enzim atau kompleks enzim substrat berkurang Inhibitor non-kompetitif adalah penghambat yang dapat berikatan dengan enzim maupun dengan kompleks enzim-substrat. Jika inhibitor menempel pada enzim, maka struktur sisi aktif enzim akan berubah namun substrat masih bisa menempel pada sisi aktif, tetapi kerja enzim tidak dapat terlaksana 8. Kadar air Rendahnya kadar air dapat menyebabkan enzim tidak aktif. Sebagai contoh, biji tanaman yang dalam keadaan kering tidak akan berkecambah. Hal ini disebabkan oleh tidak aktifnya enzim sebagai akibat dari rendahnya kadar air dalam biji. Biji akan berkecambah jika direndam. Kadar air yang cukup dapat mengaktifkan kembali enzim. Referensi Campbell, Neil A., Jane B Reece, Lisa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A. Wasserman, & Peter V. Minorsky. 2017. BIOLOGY eleventh edition. New York Pearson Education, Inc. Kistinnah, Idun., & Endang Sri Lestari. 2009. Biologi 3 Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. P.,Fictor Ferdinand, & Moekti Ariebowo. 2009. Praktis Belajar Biologi 3 untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Rachmawati, Faidah., Nurul Urifah, & Ari Wijayati. 2009. Biologi untuk SMA/ MA Kelas XII Program IPA. Jakarta Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Sembiring, Langkah., & Sudjino. 2009. Biologi Kelas XII untuk SMA dan MA. Jakarta Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Subardi, Nuryani, & Shidiq Pramono. 2009. Biologi 3 Untuk Kelas XII SMA dan MA. Jakarta Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
faktor yang mempengaruhi kerja enzim beserta grafiknya