TULISANARAB DAN LATIHAN MENULIS 13 | Modern Standard Arabic. 5. TULISAN ARAB. Tulisan Arab ditulis dari kanan ke kiri. Pengecualian pada huruf و ز ر ذ د ا, tidak bisa disambungkan dengan huruf berikutnya, huruf selain itu dapat bersambung dengan huruf sebelum dan setelahnya. Huruf Arab mempunyai beberapa bentuk, tetapi tidak mengenal
Tafsirini berusaha keras untuk melahirkan berbagai cabang ilmu yang berbeda dan melibatkan pemikiran-pemikiran filsafat. Alasan yang melatari penafsiran ini ialah karena seruan Alquran pada dasarnya seruan ilmiah, yang banyak mengajak umat manusia untuk berpikir seperti afala ta’qilun, afala tatafakkarun, dan lain-lain.
Tekshadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam bahasa dan huruf Arab seperti di bawah ini. مَنْ أَحْيَا أَرْضًا مَيِّتَةً فَلَهُ فِيْهَا أَجْرٌ، وَمَا أَكَلَهُ الْعَوَافِيُّ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ. Afala tatafakkarun
Vay Tiền Nhanh. — — Untuk menjadi lebih baik, dilakukan dengan secepat mungkin tanpa menunda waktu. Sama halnya dengan kecerdasan, Jika menunda cerdas hingga besok dan selanjutnya maka saat ini diri dalam keadaan tidak cerdas atau bodoh. Ustadz Prof. Dr. H. Yuwono mengatakan Dalam Al Qur’an Surah At Takasur menyebutkan Al haaku mut takathsur’ Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Orang yang lalai adalah orang yang bodoh. Hatta zurtumul-maqoobir’ sampai kamu masuk ke dalam kubur. Kalla law ta’lamuuna ilmal yaqiin’ Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti Thumma latara wunnaha ainal yaqiin’ kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri. Ustadz Yuwono mengatakan pentingnya cerdas di dunia karena agar bermanfaat bagi sesama. Karena jika sudah datangnya kematian, semua orang akan cerdas tetapi kecerdasan tersebut sudah tidak ada lagi manfaat. Apakah kita bisa cerdas? Maka jawabbannya adalah pasti bisa. Allah menegaskan Dan Berkali-kali al-Qur’an menyebutkan “Afala Tatafakkarun” apakah kamu tidak memikirkan, “Afala Ta’qilun”,apakah kamu tidak menggunakan akalmu, “Wa fi Anfusikum, Afala Tubshirun”, di dalam dirimu apakah kamu tidak melihat?. “Manusia pasti cerdas asal mau menggunakan akal yang secara fisik adalah otak, secara bukan fisik, otak dibagi menjadi dua yaitu otak yang baru sampai kepada ilmu itu namanya akal’sedangkan otak yang sampai kepada sadar itu namanya Hati’. Sebagai contoh bapak ibu yang hadir kajian ini bisa jadi kesadaran atau ikut-ikutan,”katanya, dalam live streaming Youtube BPM Al Furqon Palembang, dua pekan lalu, kamis, 14/7/22. Tentunya jika kita menggunakan anugrah yang Allah berikan, yaitu akal pikiran. Tapi sayangnya banyak manusia yang tidak menyadari, kelebihan manusia akal pikiran yang telah Allah berikan. Manusia sebagai mahluk sempurna karena mempunyai akal pikiran untuk bernalar dan akan menjadi mahluk mulia jika memanfaatkan akal pikiran untuk kebaikan serta mendapatkan atau mengolah data dari ilmu pengetahuan yang diperoleh. Kemudian ia melanjutkan, ada tiga cara menjadi cerdas dengan melakukannya terus menerus yaitu pertama Taddabur Al Qur’an orang yang mampu melihat makna dibalik Al Quran yang nyata, kedua Tafakur Alam orang yang berpikir atau merenungi segala keadaan yang terjadi di alam semesta, dan yang ketiga adalah Dzikrul Maut Ingat mati. “Orang yang paling cerdas adalah orang yang ingat mati, karena mati itu bisa kapan saja tanpa janji dan lainnya. Suatu ketetapan dari Allah dan rahasia Allah,”tegasnya.tri jumartini
- Arti Afala Taqilun, Afala Tatafakkarun, Ada 13 Ayat Disebutkan di Dalam Alquran ini Maknanya Kalimat Afala Ta'qilun memiliki arti Apakah kamu tidak menggunakan akalmu ? atau Tidakkah kamu menggunakan akalmu? Atau Tidakkah kamu mengerti? Afala Tatafakkarun memiliki arti Apakah kamu tidak berpikir? atau Tidakkah kamu berpikir? Dua kalimat tersebut cukup banyak terdapat di dalam Alquran. Ada 13 ayat Quran yang mengandung pertanyaan Afala ta'qilun yang bersumber dari Allah SWT. Alquran adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril untuk dipedomani oleh umat manusia. Selain dalam bentuk kalimat-kalimat pernyataan, Alquran juga memuat kalimat-kalimat pertanyaan yang bersifat introspektif untuk menyadarkan manusia, menggunakan akal. Di antara kalimat pertanyaan introspektif tersebut menggunakan banyak redaksi seperti 1. Afala Ta’qilun? Tidakkah kamu menggunakan akalmu?2. Afala Tadzakkarun? Tidakkah kamu mengambil pelajaran?3. Afala Tubsirun? Tidakkah kamu melihat?4. Afala Tasma'un? Tidakkah kamu mendengarkan dan kalimat-kalimat lainnya. Semua kalimat pertanyaan ini mengajak manusia untuk melakukan muhasabah atau perenungan atas apa yang telah ditegaskan oleh Allah SWT. Di antaranya seperti ayat Surat Al-Baqarah 44 yang mengajak manusia untuk menyuruh orang lain melakukan kebaikan namun dirinya malah yang tidak melakukannya. Ayat tersebut kemudian diikuti dengan pertanyaan “Afala Ta’qilun?” Tidakkah kamu mengerti?. Ayat ini menjadi pengingat dan perintah bagi manusia untuk konsisten dalam perkataan dan perbuatan. Berikut 13 ayat Alquran yang di dalamnya mengandung kalimat “Afala Ta’qilun? Tidakkah kamu mengerti?, dikutip dari 1. Surat Al-Baqarah 44 اَتَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ اَنْفُسَكُمْ وَاَنْتُمْ تَتْلُوْنَ الْكِتٰبَ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ artinyaMengapa kamu menyuruh orang lain untuk mengerjakan kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca suci Taurat? Tidakkah kamu berfikir/menggunakan akalmu?
Islam obviously encourages its adherents to continuously think about their inner selves and all God’s creation in the universe as well. It is emphasized by Qur’anic verses which frequently mention “Afalaa Tatafakkarun” don’t you think?, “Afala Ta’qilun”, don’t you use your wits?, “Wa fi Anfusikum, Afala Tubshirun”, and in yourselves, don’t you see? .The Qur’an says and the Prophet is also asked to remind, particularly, the Arabic people and generally to all humankind as bellow;Then do they not look at the camels, how they are created? And at the sky, how it is raised? And at the mountains, how they are erected? And at the earth – how it is spread out? Al-Ghasyiyah [88] 17-20. In other verses, Allah also confirms and rebukes people frequently reciting or memorizing Qur’an but do not learn or understand its messages Then do they not reflect upon the Qur’an, or are there locks upon [their] hearts? Muhammad [47] 24. In fact, it is interesting to see the terms used in Quran to deliver the command to think. The use of prohibition term “do not” according to me is a slate within Qur’anic criticism. The term explicitly declares that Allah is insinuating those who are unwilling to think, brood over and pay attention to life. In Arabic literary, the way He says is called “Istifham Inkari” in which as if Allah saying “You all don’t think. Then, think about it!” Unfortunately, those verses above were no longer receive the earnest attention of most Muslims in present or even since long periods. It seems to be ignored and Muslim scholars were ceased for centuries. It is even worse seeing the current circumstance of Muslims in which there is a new perspective on religion among Muslims. It shows that they tend to be anti-intellectual dialectic as well as having a negative view on using rational-logic in understanding religion. According to this group, the sacred text must be understood and followed by its textual meaning with totally abandoning the rational perspective. They, instead, consider a creativity and innovation within religious practices as a misleading or popularly called “bid’ah” heresy. They even totally reject the different others. This group merely consider that their opinion is the only truth while others’ are defiant or infidels. In addition, at the extreme level, they generally also anti-everything from the West such as democracy, human right and including nation-state concept. The rejection is not merely against the West’s notion but, for some instances, also against the products of technology. It is like a paradox considering that in their daily life, they, in fact, use the West’s products while on the other hand, they also condemn it. This phenomenon basically remind us that if we are unwilling to think about or even anti-intellectualism, consequently we continuously must be lag and left behind and being marginalized in the world history. We always remain to become consumers of other’s intellectual and technological products. Therefore if we are yearning to be a glorious nation, there is no way but returning to the critics from the Qur’an; being critically thought, productive, open, using our mind to think about God’s creation, reflecting, exploring and managing it for the well-being of mankind. Let’s think, don’t be so emotional. Let’s reflect from Qur’an, don’t just memorize
afala tatafakkarun tulisan arab